Segmentasi dan Gaya Bisnis
Baik Anda memulai suatu bisnis baru atau memiliki bisnis yang telah berjalan, Anda harus terus memantau mengenai pemetaan pasar yang tersedia di depan mata Anda. Baik Anda telah memiliki target market spesifik untuk digarap maupun Anda sedang mencari-cari siapa target market yang akan Anda bidik, Anda harus tetap sensitif dalam mengamati berbagai pertumbuhan segmen market yang bisa jadi potensial untuk Anda garap. Bisa dengan menggunakan produk yang Anda miliki sekarang atau bisa menjadi potensi inovasi pengembangan produk dan layanan Anda, tentu semuanya dengan tujuan memperbesar laba yang akan Anda dapatkan.
So.. coba kita ingat-ingat kembali cara-cara kita menentukan target market yang mau kita pilih sebagai garapan kita... jangan lupa bahwa hal ini selalu penting untuk Anda Cek-Ricek karena segmentasi /pengelompokan pasar selalu berubah melihat dinamisnya pergerakan kondisi bisnis sekarang ini yang didorong oleh perkembangan tekonologi yang ga main-main.
Secara singkat ada 5 tipe penentuan kita dalam menggarap target market. Mereka adalah...
So.. coba kita ingat-ingat kembali cara-cara kita menentukan target market yang mau kita pilih sebagai garapan kita... jangan lupa bahwa hal ini selalu penting untuk Anda Cek-Ricek karena segmentasi /pengelompokan pasar selalu berubah melihat dinamisnya pergerakan kondisi bisnis sekarang ini yang didorong oleh perkembangan tekonologi yang ga main-main.
Secara singkat ada 5 tipe penentuan kita dalam menggarap target market. Mereka adalah...
1. Single-Segment Concentration
Apabila kita mengikuti tipe Single-Segment Concentration, kita mengambil 1 kelompok segmen saja yang akan kita jadikan target market kita. Seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan akan dipersembahkan untuk kelompok segmen tersebut. Sisi positifnya tentu perusahaan menjadi lebih fokus, tapi sisi negatifnya nih kita terlalu bergantung pada kelompok segmen tersebut. Naik turunnya dan hilang munculnya segmen tersebut menjadi tulang punggung perusahaan kita.. wah serem juga yah!
2. Selective Specialization
Ceritanya adalah tipe pengambilan segmen ini disesuaikan dengan kompetensi yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan melihat-lihat segmen market yang berbeda-beda namun tetap memiliki kebutuhan yang sama, sehingga perusahaan tetap bisa memenuhi kebutuhan mereka walau di segmen yang berbeda. Bisa jadi segmen yang berbeda tersebut tidak memiliki korelasi yang signifikan, namun tetap bisa menghasilkan profit.
3. Market specialization
Untuk tipe pemilihan ini, di mana perusahaan berkonsentrasi pada suatu segmen tertentu, dan menyediakan berbagai kebutuhan segmen tersebut. Contohnya misalnya brand produk-produk olahraga seperti Nike, Reebok, Adidas, di mana mereka berkonsentrasi pada segmen market atlet atau pecinta olah raga. Brand-brand tersebut mengakomodasi berbagai produk untuk segmen market tersebut mulai dari sepatu, baju hingga botol minum.
4. Product specialization
Untuk tipe yang ini, berbeda dari market specialization yang berfokus pada marketnya, product specialization berfokus pada produknya. Dengan jenis produk yang sama, perusahaan melayani segmen yang berbeda- beda. Contohnya adalah perusahaan AP Boot yang memproduksi sepatu boot bahan karet yang melayani baik dari kelompok segmen sepeda motor, pekerja pekerbunan hingga pekerja lapangan.
5. Full market coverage
Tipe penetapan target market yang terakhir ini adalah dengan melayani seluruh segmen yang ada. Wah tergiur yah dengan profitnya? Tapi nanti dulu, tipe pengambilan target market seperti ini hanya dapat dilakukan oleh perusahaan dengan modal dan sumber daya yang besar, karena segmen yang berbeda-beda memiliki kebutuhan yang berbeda-beda pula, dan untuk dapat diterima oleh seluruh segmen Anda harus mampu menjawab setiap kebutuhan yang ada.
Jadi baiknya pilih yang mana ya? Mulailah dengan melakukan analisa kemampuan sumber daya yang Anda miliki dan sisanya Anda dapat tentukan dari pola pikir dan tipe bisnis yang Anda inginkan. Saya percaya tidak ada suatu bisnispun yang bisa terlepas dari “gaya” atau style business owner/leader itu sendiri. Semua keputusan bisa jadi baik asal tepat dan sesuai dengan visi yang Anda tetapkan, sebaliknya semua keputusan bisa menjadi tidak tepat apabila tidak sesuai dengan visi Anda. Kuncinya adalah lihat peluang, kroscek dengan sumber daya, dan konsisten terhadap strategi paling tidak selama periode kerja yang Anda tetapkan. Selamat memilih
No comments:
Post a Comment